Kamis, Juni 22, 2006

diam-diam aku merindukan pantai

Suatu pagi diawal liburan musim panas, kami dan temanteman memulai liburan kali ini kesuatu muhafadzoh atau propinsi negara Mesir, yaitu kota kecil disebelah barat mesir, Mathruh.

Awalnya sih ga begitu pengen ikutan rihlah, cuman setelah ngeliat panitia yang berjuang mati-matian ngerayu aku untuk ikutan tour itu, akhirnya klepek-klepek juga deh, disamping kesian ama mereka yang tak kunjung dapet peserta guna memenuhin jok bus.

Sebenarnya aku ga begitu jelas ikutan rihlah kali ini, disamping udah bosen ama yang namanya pante, juga kondisi musim panas yang sukanya memanggang kulit, apalagi dipinggir pante. Jadi apa ntar, ikan asin ?. wah gag ngira setelah kulit item swit yang aku terima dari Tuhan aku jemur di Pantai Ajeeba, Mathruh. akhirnya tambah geseng byanged. katanya.

Gatau juga sih cuman ada yang bilang kek hajar aswad, padahal kan ga gitu – gitu banged. Ah, melampau degh!!

Mathruh adalah suatu propinsi Negara Mesir. Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam akhirnya sampe juga di kota itu. Setelah melewati beberapa kota yang kemaren musim dingin sempet dikunjungi ato sekedar lewat, ternyata this summer lewat situ lagi. Emang sih, kalo mau ke Matruh lewatnya satu jalur ama kalo mau ke Alexandria. Jadinya lewatnya ya situ-situ aja.

Agak bosen juga sih ngeliatin hamparan pasir yang ada rerumputan tak beraturan, kadang juga ada segerombol onta, kambing dan laen-laen. Ga tau knapa jalan yang dilewati selalu pasir-pasir dan pasir. Membelah sahara adalah hal yang melelahkan, apalagi musim panas kek gini, ugghh!! asli panas byanged!! Jadi keinget ama liburan musim dingin setaun yang lalu, saat itu aku dan ari ikutan ama "nadi wafidien" tour ke Luxor – Aswan – Abou Simbel. Cuman yang kliatan membelah sahara sewaktu dari Aswan ke Abou Simbel aja, soale temptanya emang jauh dari peradaban.

Ohya! Mathruh. Kota kecil disebelah barat daya mesir merupakan salah satu kota yang memiliki pantai yang indah, lokasinya yang agak menjorok dan jauh dari jangkauan, menjadikan kota ini jarang dijamah oleh wisatawan Mancanegara. Hanya sesekali kami menemui wisatawan mancanegara dikota itu. Itupun cuman satu rombongan. Disamping sangat ramah penduduknya.

kota yang sepi juga masih dirasakan ditempat itu. Lalulintaspun terlihat lenggang dan sepi, hanya taksi-taksi yang bisa dibilang taksi dari pada taksi hitam-putih yang ada di kairo. Kendaraan umum yang terlihat mendominasi adalah taksi yang berwarna putih – biru. Disamping model mobilnya yang agak modern, juga kebersihan dan perawatan kendaraan yang masih terlihat.

Kami menghabiskan dua hari kemaren dikota itu, tak banyak yang aku temukan disana. hanya pantai, pantai dan laut. diantara pantai yang dikunjungi adalah Pantai Mathruh sendiri, Hammam Cleopatra, dan Ajeeba Beach. Pantai Mathruh adalah salah satu pantai yang ramai dikunjungi banyak wisatawan lokal, sehingga kami disana bener-bener kek turis, setiap saat diliatin ama setiap orang juga anak-anak kecil, dan yang paling heran adalah saat dua orang cewek bercadar menyapa kami. beberapa kali kami harus menjawab sapaan "welcome to Egypt" sbenere BeTe juga sih ngedengerin kata kek gitu, tapinya itung-itung nge-bahagia-in orang yang nyapa, kamipun harus ikut menyapa dan tersenyum mekso!!. Sesorean kami menghabiskan hari dipantai itu, hingga akhirnya kami dijemput senja dengan sunset yang memukau.

Setelah matahari bener-bener meninggalkan kami, adzan maghrib-pun ikut memanggil kami untuk kembali kepenginapan. Namun kami masih berat meninggalkan keramaian dipantai itu. Kami hanya berjalan menyusuri jalan raya seraya menghabiskan sisa space di kamera digital yang ada ditangan. Sembari kami menjelajahi pasar malam kota itu. Kamipun akhirnya berlabuh disuatu Qahwaji atau Coffee shop didepan penginapan untuk nonton pertandingan Inggris VS Swedia, setelah itu kami melepas lelah, setelah seharian kungkum di pantai.

Hari kedua yaitu hari dimana kami harus meninggalkan penginapan yang kata temanku kasurnya pesing. Pukul setengah delapan kami harus bangun dan bersiap-siap untuk sarapan pecel lele ala kadarnya. Kemudian kami harus meneruskan perjalanan menuju Tempat Pemandiannya Cleopatra dan Pantai Ajibah. Kemudian menuju Kairo.

Pemandian Cleopatra, adalah pantai dengan beberapa bebatuan menjulang kirakira sepuluh meter di pinggir pantai. Hanya satu batu atau karang besar dengan dua lobang diantara dua sisinya, juga satu pintu. didalamnya hanya ruangan kosong yang sesekali diterpa ombak-ombak kecil. Memang pemandangan laut yang indah kami temukan disana, lebih-lebih ketika kami menaiki batu itu. Lautan yang berwarna hijau dan biru itu terlihat jelas diantara kami. Sesekali aku teringat beberapa tahun yang lalu ketika aku dan ari, menghabiskan liburan semesteran di Bali. Tepatnya Tanah Lot.

Terakhir, kami mengunjungi pantai Ajibah, yang bener-bener menakjubkan sesuai namanya. Pantai ini juga sering disebut sebagai pantai Tujuh Warna. Mungkin karena warna-warni air lautnya yang menakjubkan pandangan mata. Kami harus menuruni beberapa ratus mata tangga untuk mencapai pantai itu. Namun dari atas, kami bisa melihat keindahan pantai itu. Sesekali pantai itu mirip pantai Krakal, Wonosari Jokja.

Disana kami menghabiskan sisa-sisa tenaga untuk sekedar berbagi dan bermain dengan kawan-kawan se-angkatan kedatangan 2004 di Mesir. Setelah badan kecapean dan kepala terasa nyut-nyut baru aku menghentikan permainan yang melelahkan itu.

Aku beranjak dari pantai, kemudian ketoilet untuk bilas dengan air tawar. Panas itu masih saja menyengat kulit juga kepalaku yang semakin senut-senut. Maklum kepalaku paling ga tahan ama yang namanya panas. Kemudian Sholat lalu kembali ke Bus, karena makan siang sudah menunggu disana. Pfhh!! setelah bermain air seharian menguras tenaga, terisi juga perutku.

1 Komentar:

Anonim mengatakan...

Enjoyed a lot!
»

Posting Komentar

baiknya anda menggunakan browser mozilla
makasih telah membuang waktu anda mampir kesini.. :)