Senin, Juni 26, 2006

mancing yuuk!!


Memancing, adalah salah satu hoby yang pernah saya tekuni sewaktu kecil dulu, maklum saya tinggal dikota yang sebagian wilayahnya berair asin. Setelah saya beranjak dari kota kelahiran, saya molai meninggalkan hoby ringan tersebut.
Sehari di Qanatier khoiriyah, Qalyubiyah, Egypt. Pagi itu, langit tidak tertutup mendung sama sekali. Matahari yang menyengat pori-pori sedikit menyumbangkan sengatan terik musim panas kali ini, juga memberikan nikmatnya suasana hawa yang segar diwaktu pagi.

Memang ada banyak cara yang bisa dilakukan orang untuk mengisi liburan musim panas, apalagi hari-hari cerah seperti ini. Sekadar mencari angin, melepas kepenatan setelah ujian, atau sengaja untuk membunuh waktu yang kebetulan memang sedang berlebih. Namun, cara yang kami pilih hari ini adalah menikmati suasana pedesaan diluar kota kairo, boleh jadi bisa menjadi alternatif pilihan mengisi waktu. ato salah seorang dari kami yang emang ngebet banget pingin memancing.

Sambil duduk berjajar di pinggiran sungai nil, didepan suatu pemukiman warga setempat, kami memilih menghabiskan siang itu dengan memancing. Siang itu kami ber-enam seolah berlomba mengail ikan di sungainya fir'aun, tempat itu kami jadikan ajang mengadu kesabaran.
Hingga siang menjelang, dan matahari sedikit condong kearah barat kami menyudahi aktifitas yang ga bisa dibilang serius, soalnya sesiang itu hanya ada guyonan sepanjang hari. Kemudian salahsatu diantara kami menyalakan bara, arang yang dibeli semalam. Sebagian yang lain ada yang mengolah, ada yang foto-foto, ada juga yang asyik bermain air.
Setelah semua selesai, makan siangpun dimolai. Sebagian membuka tas bawaan yang berisi nasi, ayam goreng, anggur, dan lainlain. Yang jelas, ikan kecil kecil yang kami pancing telah tersunduk rapi, juga terbakar harum.

Setelah semuanya selesai kami menghabiskan sisa siang itu dengan lheyeh-lheyeh sambil tiduran dibawah rimbunnya pohon (sewacam) waru. Kami menunggu matahari menghentikan sengatan sejenak untuk kami, agar kepala kami tidak pusing kepanasan. Namun, Tuhan tak mengijinkannya. Oleh karena itu, sejenak kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan menaiki delman menuju sebuah dermaga kapal, yang akan membawa kami kekairo.



Sesampai dikapal badan kami tersa lemas tak berdaya. panas, haus, kering dan udara yang tidak bersahabat kami rasakan diatas kapal yang kami tumpangi. Selama dua jam kami menyusuri sungai Nil dengan sekitar 70-an orang mesir, baik laki-laki maupun wanita. Selama itu, diatas kapal kami disuguh musik keras yang tak bisa kami nikmati. Hanya sesekali kami memutari seisi kapal juga menghabiskan sisa space yang ada kamera digital kami.


1 Komentar:

Anonim mengatakan...

whahahaha..... mncing nih... :D
ko cuman berenam... whehehe..

Posting Komentar

baiknya anda menggunakan browser mozilla
makasih telah membuang waktu anda mampir kesini.. :)