Ujian, memang sudah seharusnya kalo dalam sebuah kehidupan itu ada yang namanya ujian. Dan ujian itu datangnya bukan hanya sekali, tapi banyak kali. Berbeda dengan ujian yang akan saya coba untuk mengungkapkan. Ujian ini tidak sesering yang orang rasakan, ujian ini tertib dua kali dalam setahun. karena memang disini juga seperti itu. orang saya juga ga pernah kuliah ditempat lain kok!
Ujian - Imtihan - Exam - Tes, wes pokoe semua itu sama saja berarti ujian, kebetulan ujian rutin tahunan ini, dimolai satu minggu sebelum tahun 2006 berakhir. Tanggal 23 Desember 2006 yang lalu, kali pertama ujian dimulai.
Sekitar satu bulan sebelum itu, bus-bus mulai sesak, antrian di loket-loket mulai berjejal, bangku-bangku kuliah pada penuh terisi, bahkan berdiri dan berdesak, mahasiswa kairo dipaksa bangun pagi, tak lupa tempat beli muqarrar atawa diktatnya pada ngantre puanjang, juga mahasiswa yang mengejar-ngejar duktur minta tahdid alias kisi-kisi.
Sementara itu, milis-milis mulai sepi, kegiatan organisasi mulai langka, kongkow diYM mulai ditinggalkan, tempat cangkrukan disekretariat mulai pada sunyi, dan yang pasti acara blogging aga tersendat.
Pada saat seperti ini, semua lagi sibuk nyari bimbingan kakak-kakak senior kesana-kemari, Semua lagi santer-santernya ngomongin "...eh, bab ini masuk penting ga sih...", "tahdid-nya dari mana sampe mana?", dan terakhir, "ada yang punya ringkasan gak?".. suara-suara itu beberapa kali terdengar dari mulut ke kuping, dari telpon satu ke yang lain, dari sms ke sms, juga de-doa-an terucapkan-termohonkan, entah lewat media apapun. dan saat itu pula saatnya mendekatkan diri pada Tuhan. Karena saat-saat seperti ini adalah saat dimana masjid-masjid ramai, Mahasiswa [yang biasa] pada giat berjama'ah, buku diktat dibawa kemanamana; masjid, pasar, diangkutan-angkutan semua memegang buku diktat, diantrean-antrean semua saling pegang pena dan stabilo menggaris bawahi bagian yang penting, ditempat-tempat sepi semua saling komat-kamit menguji hafalan.
Saya sendiri kebingungan, ingin rasanya memutar waktu. Ingin mulai dari awal tahun membaca semua diktat-diktat itu, jauh hari sebelum genderang perang ditabuh. saya ingin lebih banyak menghimpun tenaga untuk persediaan menghadapi ujian. Saya selalu ngerasa butuh waktu dua kali lebih banyak waktu untuk membaca dari pada temen-temen. Tapi saat itukan diktat belum turun? hati kecilku berontak!. Kan bisa pinjem buku kakak kelas tahun kemaren!!? Iya ya...
Ketika semua sudah mulai mepet, dan waktu terus saja berjalan, berputar tanpa berhenti, semua orang butuh yang instan. Mandi cukup dua hari sekali, penampilan mulai tidak begitu diperhatikan, asal nyaman, Jadual masak rumah mulai aburadul, home delivery makan malam mulai rame, sampai Mie Instan-pun laris berkardus-kardus.
Begitulah suasana Mahasiswa Kairo kalo sedang menghadapi ujian. Ada memang yang tidak seperti itu, tapi jarang. Atau sebaliknya, yang seperti ini malah jarang. Justeru malah hal seperti ini yang sering saya temui ketika musim ujian datang.
Jujur, harus dikatakan bahwa ada mahasiswa yang seperti demikian, mungkin karena pada sibuk diorganisasi-organisasi, dimajlis-majlis Talaqi, dikajian-kajian, ditempat-tempat pariwisata, di toko-toko buku loakan, diwarnet-warnet, dan juga dibawah selimut sambil nge-charge. Beberapa orang ada yang lebih senang hunting foto, nonton film, nge-game, otak-atik komputer dan programnya, dan juga blogging including otak-atik script blog. hehe, kalo yang ini sih pengalaman pribadi.
Itulah sebagian permasalahan yang kadang membuat hambatan, walaupun sebenarnya semua itu juga belajar. saya sendiri merasa kalo hal-hal tersebut bisa dilakukan dengan tanpa meninggalkan diktat yang harus dikalahkan. Tul gak?! Ya ga tau lah...malah nanya!!.
Sebenarnya juga, banyak kali dikatakan dan entah sudah berapa kali kata "Belajar bukan untuk Ujian" itu masuk dari kuping kanan, entah kalo ternyata keluar dari kuping kiri. Saya juga merasakan kalo keadaan seperti ini dibiarkan terus kapan majunya ya?! Lah ko malah nanya laghi.. piye tho mas??!!.
0 Komentar:
Posting Komentar