Kamis, Juli 15, 2010

HangOut; Bab Zuwayla - Sayyidah Nafisah



Kupretist sedang mendengarkan penjelasan dari Si Gembil

Kupretist du Caire, namanya cukup eksotis unik dan menarik juga menggelitik, seperti yang banyak orang ketahui, ketika menyebut nama kupret dalam benak kita langsung tertuju pada keadaan yang tidak mengenakkan, suasana yang apa adanya dan cenderung sa'anane.

Adalah sebuah kelompok mahasiswa Al-Azhar yang pada prinsipnya, kumpulan ini didasari rasa interest dan menyukai berbagai petualangan, bangunan kuno bersejarah, sudut-sudut kumuh, gedung-gedung megah kota Kairo, juga berbagai event kesenian dan lain sebagainya. salah satu event yang sering diadakan adalah jalan-jalan menjelajah sudut kota Kairo. menikmati warisan sejarah dan budaya baik sejarah Kairo lama, maupun berbagai dinasti yang pernah mendiami Mesir.


Agenda kali ini (14 Juli 2010) adalah "Hang Out Bab Zuwaylah - Sayyidah Nafisah". agenda yang semula dijadwalkan pukul 9 pagi, sedikit mundur menjadi pukur 10.00 CLT. berkumpul di Masjid Al-Azhar, sekitar 25an anggota mulai menelusuri jalan kecil menuju wilayah Al-Ghoury, untuk kemudian menuju Bab Zuwayla, sepanjang jalan ini ada beberapa monumen yang bisa kita liat dan ketahui sejarahnya, yaitu Qasr Ghoury, Masjid Sultan Ghoury, Masjid Al-Fakkahany dan Sabil Ali Pasha. Sabil adalah sebuah bangunan yang menyediakan minuman untuk mereka para pejalan atau musafir yang membutuhkan minum. ada banyak Sabil diwilayah Kairo lama sebagian besar dibangun oleh penguasa dan orang-orang kaya waktu itu.

Tak lama setelah Sabil Ali Pasha, kita sampai pada Masjid Syeikh Al-Muayyad. disini sudah ada beberapa anggota yang menunggu bergabung.
konon dahulunya Syeikh Al-Muayyad adalah seorang tahanan politik, sewaktu dipenjara beliau bernadzar kelak jika beliau bebas dan menjadi Amir atau penguasa, beliau akan membangun Masjid di tempat dimana beliau dipenjara.

Masjid ini cukup besar dengan dua menara yang menjulang tinggi, meski dibangun pada masa Mamalik, namun gaya arsitektur masjid ini menggunakan ciri masjid zaman Fathimiyyah, yaitu sebuah bangunan masjid dengan atap (tengah) terbuka, ditengahnya terdapat sebuah bangunan, jika di Makkah bangunan tersebut adalah Ka'bah. namun disini bangunan tersebut adalah sebuah tempat wudhu.
Setelah selesai membuat masjid ini, Syeikh Al-Muayyad membuat sebuah pintu gerbang Kairo lama, Bab Zuwayla. dahulunya kota Kairo hanya sebatas pintu gerbang tersebut.

Selepas keluar dari Bab Zuwayla, kita akan jumpai Masjid Sholih At-Thola'i, masjid ini dahulunya mempunyai menara seperti halnya masjid-masjid umumnya, namun karena pada tahun 1992 terjadi sebuah gempa yang turut meruntuhkan menara tersebut, hingga sekarang menara ini tidak dibangun lagi.
Menurut cerita dahulu kala penggalan kepala Sayyidina Husein yang dibawa dari Karbala akan dimakamkan di Masjid ini, namun oleh masyarakat setempat tidak disetujui karena tempatnya yang berada di luar Kairo, dikhawatirkan hilang ataupun dicuri. dibawah Masjid ini terdapat 7 buah toko, yang masing-masing pemasukan dari toko tersebut konon untuk pembiayaan maintenance masjid ini.
Didepan masjid Sholih Thola'i terdapat sebuah bangunan "Zawiyyah" yaitu tempat dimana orang-orang mempelajari Sufistik.

Daerah sini terkenal dengan daerah Khayyamiyyah, yaitu tempat dimana dijual berbagai kain tenda dan jenis-jenis aksesoris dari kain yang bergambar ornamen-ornamen arab dengan warna-warna khas. disini terdapat sebuah bangunan memanjang seperti los-los toko berlantai dua, lantai dasar untuk berjualan kain-kain tenda dan pernak-pernik lain, dan lantai dua untuk beristirahat para pejalan waktu itu.
tempat ini sudah turun-temurun sejak zaman dulu hingga sekarang, konon pada zaman Abbasiyyah hingga kekuasaan Ali Pasha, Kiswah (penutup) Ka'bah dibuat dari sini, namun seiring berjalannya waktu, Kiswah Ka'bah tak lagi dibuat di tempat ini.

Perjalanan terus dilanjutkan menyusuri pasar yang memanjang sepanjang jalan, lalu kemudian berbelok kanan menyambangi Masjid Qoishun, masjid yang berdiri kokoh dipinggir jalan umum ini berarsitektur baru, tiang yang kokoh dengan ornamen-ornamen yang masih jelas menandakan masjid ini berdiri tidak begitu lama.

Kemudian kami kembali ke jalan pasar dan mendapati Masjid Bahlawan yang masih dalam masa restorasi. setelah itu disamping masjid tersebut terdapat Madrasahnya yang juga sedang dalam masa renovasi. walhasil kami tak bisa meng-eksplore lebih banyak dalaman tempat tersebut.



Sama' Khana, dulunya tempat para sufi menari

Udara hari ini cukup panas, sekitar 35 derajat membakar kami yang sudah cukup berpeluh dalam perjalanan. para Kupretist yang semangatnya terus membara dalam menelisik lebih dalam tempat-tempat eksotis Kairo, akhirnya sampai pada sebuah tempat bernama "Sama' Khana", dahulunya tempat ini adalah sebuah markaz Mawlawiyya Jallaludin Rumy, tempat para sufi menari-nari memuja Sang Robbi. tempat tersebut saat ini masih bisa dilihat, sebuah bangunan melingkar berlantai dua terbuat dari kayu dengan ruang tengah luas untuk pertunjukan dan beratap sebuah kubah besar yang juga terbuat dari kayu.
dalam kubah tersebut terdapat gambar sebuah lukisan dari berbagai lukisan ada manusia pepohonan, hewan dan lain-lain kemudian mengarah ke atas, ada gambar burung-burung dilangit biru terbang menuju kearah pusat pusaran langit yang digambarkan dengan tulisan arab yang saya sendiri kurang tau isinya.
setelah ngobrol dengan petugas disana kemudian kami dijelaskan bahwa filosofi gambar tersebut kira-kira menggambarkan bahwa burung-burung tersebut merupakan ibarat dari para sufi yang yang sedang asyik kasmaran kepada Sang Tuhan dan sedang menuju keharibaan Robbi.
Setelah diadakan pemugaran dan restorasi yang dibantu oleh pemerintahan Italia, tempat tersebut berubah fungsi, yaitu sebagai Museum Mawlawiyyah (MUSEO MEVLEVI), selain itu tempat ini juga sesekali masih digunakan untuk pertunjukan tari-tari sufi.



Istana Amir Taz

Beberapa ratus meter dari tempat tersebut, selanjutnya kami melewati sebuah Zawiyyah, lalu kemudian sampai pada Istana Amir Taz, yaitu seorang Amir atau penguasa saat itu yang membangun sebuah istana untuk menunjukkan kekuasaannya kepada Amir yang lain. karena konon pada saat Amir Taz berkuasa, saat itu ada tiga Amir yang sama-sama berkuasa yaitu Amir Saikhu, Amir Sarghatmist dan Amir Taz sendiri. masing-masing dari para Amir ini saling bersaing dalam membangun istana.

Setelah dari Amir Taz, kami menyebrang jalan setelah melewati sebuah Sabil 'Ummu Abbas' yang terlihat masih sangat bagus karna dibangun pada tahun 1900an. lalu kami istirahat sejenak, berteduh dibawah pohon rindang didepan sebuah toko asyir ashob.

Kami melanjutkan perjalanan kembali setelah melewati beberapa bangunan kuno kemudian kami sampai pada Masjid dan Makam Sayyidah Sukainah (kubro), yaitu putri dari Sayyidina Husein, yang bernama asli Aminah lahir pada 47 Hijriyyah. seorang keturunan Sayyidina Ali R.A. yang pertama kali masuk Mesir. Masjid yang teduh dan nyaman membuat para anggota Kupretist kembali tersenyum lega karena kami mempunyai waktu lumayan longgar untuk istirahat beberapa saat setelah selama perjalanan kami terpanggang oleh terik matahari dengan kadar panas 35 derajat.

Makam Sayyidah Sukainah terletak disebelah kanan Masjid, makamnya bersih dan terlihat sangat terawat, beberapa peziarah terlihat membaca do'a-do'a. tak terkecuali beberapa anggota Kupretist yang juga berziarah. sedangkan sebagian yang lain Sholat Dhuhur dan beristirahat.



Sebuah Bangunan Sabil

Pukul 14.30 kami keluar dari Masjid Sayyidah Sukainah, sekitar 30an anggota hang out kali ini cukup sigap. meski ada beberapa yang selalu tertinggal rombongan karena kelamaan saat foto-foto.
selanjutnya, kami meneruskan perjalanan dengan terik yang semakin memanas, kami melalui makam dari Syajarotuddur, seorang penguasa zaman Ayyubiyah kemudian diseberang jalan terdapat Makam Sayyidah Ruqoyyah binti Imam Aly R.A., juga beberapa makam lain.

Selanjutnya kami terus menyusuri jalan, beberapa saat kemudian kami menjumpai Makam Imam Syirin, yaitu seorang alim ahli hadits yang juga pengarang kitab Tafsir Ahlam.

Hawa panas semakin menggerogoti semangat kami, sisa-sisa tenaga yang terus terkikis oleh peluh, panas dan debu membuat kami berjalan sedikit melambat, hingga sampai pada sebuah bangunan besar yang bisa kami kenali bahwa bangunan tersebuat adalah sebuah makam karena sisa - sisa kubah yang ada menandakan demikian.
sayang memang jika melihat bangunan tersebut, bangunan besar itu dipenuhi sampah dan terkesan kumuh dan sangat tak terawat.

Perjalanan kemudian dilanjutkan kembali menuju pada agenda akhir kami, Masjid dan Makam Sayyidah Nafisah. Sayyidah Nafisah merupakan cicit Kangjeng Nabi, cucu dari Sayyidina Ali RA. keturunan dari Sayyidina Hasan. lahir pada 145 Hijriyyah di Makkah.
datang ke Mesir pada Bulan Ramadhan 193 H. bersama sanak keluarganya untuk mengunjungi para saudara Alhul Bait di Mesir.

Beliau wafat dirumahnya sendiri, rumah pemberian dari penguasa Mesir saat itu, konon beliau menggali liang lahatnya sendiri di kamarnya. pada Jum'at 15 Ramadhan 208 Hijriyyah beliau wafat karena penyakit yang dideritanya. konon sewaktu wafat beliau sedang membaca Surat Al-An'am pada ayat "Lahum Daarussalaami 'Ingda Robbihim.."

Masjid Sayyidah Nafisah dibangun oleh penguasa Mesir, Masjid ini dibangun ditempat dimana Sayyidah Nafisah tinggal dan wafat, dalam perkembangannya masjid ini mengalami beberapa kali perluasan. makam Sayyidah Nafisah sendiri berada didalam masjid, yaitu arah sebelah kiri jika kita masuk dari pintu utama.

Setelah dijelaskan apa dan bagaimana masjid dan makam ini, dan tentunya foto keluarga Kupretist du Caire, kemudian membubarkan diri menuju jalan masing-masing. ada yang berziarah dahulu sebelum pulang, ada juga yang langsung menuju terminal bus.

Perjalanan kali ini memang sangat panjang, ada banyak monumen yang tak sempat saya sebutkan karena saking banyaknya. diiringi udara panas yang membakar namun semangat Kupretist tetap membara, mengekplorasi sisi lain Kairo.
Peserta kali ini membludak, 30 orang lebih, terdiri dari anggota Kupretist du Caire, Indonesian Photographic Society in Cairo dan beberapa teman dari negeri tetangga, Malaysia.

over all, agenda kali ini berjalan dengan lancar dan sukses juga memuaskan peserta! Sampai jumpa pada agenda "Ngupret" lain, yang lebih asik lebih seru!

ps: sebagian foto dari IPSC

0 Komentar:

Posting Komentar

baiknya anda menggunakan browser mozilla
makasih telah membuang waktu anda mampir kesini.. :)