Rabu, Agustus 25, 2010

Teringat Tentangmu (lagi)

disuatu siang yang panas, pikiran kosong, seketika itu saya teringat ibu saya, banyak hal yang membuat saya teringat tentang ibu, lalu sejurus kemudian mata saya berkaca-kaca.
saya sadar ada banyak hal yang saya lakukan dan mungkin kurang berkenan dimata ibu. ibu selalu memberikan apa yang aku minta, memberikan yang terbaik bagiku.

saat kecil dulu, Ibu selalu membelikan apapun yang lebih besar dari ukuran saya. contoh baju, selalu sedikit kebesaran. mungkin beliau berharap saya cepat tumbuh besar.

sewaktu sekolah di Kudus, setiap pagi setiap berangkat ibu selalu membuatkan saya mie rebus, diminta atau tidak. kemudian beliau berpesan "nek nyebrang nolah-noleh" saya mendengar kata itu setiap pagi, setiap berangkat sekolah.



sewaktu di Solo, setiap minggu pagi saya selalu menelpon rumah dan tentu saja mendengar suara ibu, hanya untuk memastikan bahwa saya baik-baik saja. pertanyaan pertama ibu selalu sama "duite ijek?". dengan bercanda saya jawab "nek ijike sih ijek, tapi nek meh dikirim yo rapopo.." hehe.
satu hal, ibu selalu berpesan untuk tidak berhutang, apapun keadaannya.

sewaktu di Kairo, pada tahun-tahun awal ibu selalu menelpon memastikan saya baik-baik saja dan memberikan kabar dirumah baik-baik saja. tahun-tahun berikutnya giliran saya yang menelpon, dan setiap kali saya mendengar suara ibu, saya mendengar penderitaan ibu, lewat suara berat menahan tangis dan berkaca-kaca, seraya berkata beliau baik-baik saja. dan tak ada satupun yang cerita tentang ibu atau tentang bapak waktu itu.
yang kemudian setelah berjalan beberapa tahun akhirnya saya tahu bahwa saat itu ibu terkena penyakit gula, dan bapak mengalami penyumbatan pembuluh darah. orang biasa menyebutnya Stroke.

jempol kaki ibu harus diamputasi karena terkena pecahan gelas, dan bapak dengan suksesnya melawan penyakitnya tersebut, meski kemudian tidak sepulih seperti semula. namun bapak sehat dan baik-baik saja. tidak seperti ibu yang kemudian mengalami komplikasi beberapa penyakit, darah tinggi, liver, gula, dan entah apalagi.

satu hal yang sangat saya sesali entah sampai kapan, dimalam terakhir dimana ibu akan pergi untuk selamanya, ibu memintaku mendampingi beliau. tapi karena satu lain hal, saya tak bisa mengabulkan permintaan ibu. maaf..


teringat kembali Senin 25 Agustus 2008. disore cerah yang kemudian malam gerimis basah dan tangis terus menerus pecah.

0 Komentar:

Posting Komentar

baiknya anda menggunakan browser mozilla
makasih telah membuang waktu anda mampir kesini.. :)