Senin, Februari 21, 2011

Menikmati Hari 'Day of Victory'



Numpang foto di Tahrir Square


dan kami hanya menunggui hari-hari, mencoba mencari kepastian masa depan disini, masih dinegeri seribu menara, masih dengan berjuta pesona. namun kampus Al-Azhar tak kunjung buka.

eits.. bukan itu yang mau saya tulis!

Ada banyak hal menarik yang masih tersisa di negeri Mesir ini, salah satu yang unik, ketika kemarin selesai berdemo, mereka berbondong-bondong membersihkan dan menata kembali fasilitas umum yang berserak rusak.

dan jujur saja, Mesir kali ini terlihat lebih bersih dari biasanya, dari sebelum ada peristiwa 25 Januari.

Jum'at kemarin (18/02), kami dan beberapa teman ikut merasakan euforia 'kemenangan' rakyat Mesir menggulingkan penguasa diktatornya. Jum'at itu mereka namai 'Day of Victory'.

Menjelang ditunaikannya Shalat Jum'at, jutaan orang sudah memadati TahrirSquare. penjagaan oleh militer sangat ketat, untuk memasuki lapangan Tahirir, kita harus melewati pemeriksaan berlapis semua yang kita bawa, jika kita warga asing, maka akan ditanya paspor dan masa berlaku visa.

Khatib shalat Jum'at kali ini langsung datang dari Qatar, tak kepalang tanggung Syeikh Yusuf al-Qardawy yang di'banned' dari Mesir oleh Mubarok, akhir-akhir ini sering keluar masuk Mesir. terus memberikan suntikan semangat untuk rakyat Mesir dalam mencapai kebebasan dan demokrasi.

Kira-kira pukul 12.00, saat khutbah sudah dimulai saya mulai merangsek kedalam kerumunan jamaah yang sudah mendengarkan khutbah ditengah jalan raya, jalan utama pusat kota Kairo, Tahrir. tak ada karpet, tak ada sajadah yang disediakan, kami menggunakan koran, jaket, bendera, dan apa saja sebagai alas.
masa terus merangsek dan mencoba mencari tempat yang lebih nyaman, namun karena terbatasnya tempat, semua harus menyesuaikan diri.

Khutbah yang juga sebagai pemberi semangat itu hanya terdengar 'lamat-lamat', sayup-sayup, kadang jelas kadang tidak sama sekali. jutaan umat muslim masih merangsek, mencari tempat yang nyaman, dari itu khutbah Syeikh Qardawy hanya terdengar sesekali saja.
sementara umat agama lain menahan diri untuk tidak masuk wilayah lapangan guna memberikan ruang umat muslim untuk melaksanakan ibadah.

Saya sendiri ikut berjama'ah ditengah jalan raya, dan hanya beralaskan saputangan, bersujud dengan ruang gerak yang sempit, ketika Shalat dimulai, suara sang imam lebih terdengar jelas, hal ini karena jama'ah yang sedari tadi sibuk mencari tempat nyaman, kali ini sudah mengikuti gerakan sang imam.

Selesai shalat Ghoib untuk para Syuhada 25 Januari, mereka mulai berdiri dan bergerak, meneriakkan yel-yel sementara umat kristiani mulai memasuki Tahrir dengan membawa salib dan tanda lain.

"Irfa' Ra'sak Fou', Enta Masry" yel yel tersebut disuarakan siapa saja, anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu, remaja putra-putri, dan siapa saja yang datang di Tahrir Square.

dan kami hanya sesekali ikut dalam kerumunan, sambil melambai-lambaikan bendera Mesir, sesekali berfoto dengan kamera hape. setelah itu kami berburu sovenir berupa t-shirt dan berbagai barang lain yang kami anggap menarik untuk dijadikan kenangan kemenangan 25 Januari 2011.

sepanjang sudut terlihat kerumunan kebahagiaan euforia kemenangan terasa dimana-mana, stand dan panggung-panggung terlihat diberbagai tempat, ada konser musik, ada orasi-orasi, ada stand karangan bunga untuk para syuhada dengan foto para syahid. ada juga keluarga korban yang membawa foto anggota keluarga yang gugur, anak-anak kecil mewarnai wajah mereka dengan cat air bendera Mesir, setiap sudut, setiap jengkal semuanya bergembira..

tak sampai petang kami disana, setelah dapat 2 t-shirt yang kami cari, lalu kami kembali keperaduan, kembali kerumah masing-masing sembari membiarkan rakyat Mesir menikmati 'kemerdekaan' mereka. "Tahya Masr!"

0 Komentar:

Posting Komentar

baiknya anda menggunakan browser mozilla
makasih telah membuang waktu anda mampir kesini.. :)