Kamis, Juni 30, 2011

Serunya Nonton Derby Kairo



Derby, dimana-mana selalu menarik untuk diikuti. tak terkecuali di Kairo, Mesir. pertandingan antara klub Al-Ahly melawan Zamalek semalam (29/06) benar-benar memenuhi dahaga penasaranku pada dua kubu yang selalu bersitegang. pertandingan yang dilaksanakan di Cairo International Stadium ini hampir saja gagal dilaksanakan karena di Tahrir Square kembali terjadi demonstrasi seperti peristiwa 25 Januari lalu.



Pertandingan baru akan dihelat pukul 20.30, tapi sejak sore, pukul 16.00an ribuan masa sudah berbondong menyerbu tribun kelas 3 dengan harga tiket LE. 20 (setara dengan 30 ribu) berbagai kalangan turun jadi satu membawa simbol merah, didominasi anak muda. banyak juga bapak-bapak, bahkan ibu-ibu dan remaja puteri. tak heran juga terlihat satu keluarga lengkap dengan bekal berbagai snack dan minuman.

Saya dan Koh Wan (Panjul) berangkat selepas Shalat Ashar, kami mencoba peruntungan mendapatkan tiket, karena kabarnya sehari sebelum pertandingan, tiket yang dicetak 54.390 lembar, dengan 32 ribunya untuk kelas 3 itu sudah habis. dan ternyata sampai diloket, tiket termurah itu sudah ludes, hanya tersisa kelas 2 (40 LE) kelas 1 (60 LE) dan VIP (100 LE). manalah mampu kami membelinya, apalagi sekarang tanggal paling tua. (alasan wae :p)



Setelah lirik kanan kiri, akhirnya anak kecil yang ternyata calo itu mendekat, setelah tawar-menawar akhirnya si Koh Wan menebusnya dengan 25 LE. saya lebih beruntung karena ada seorang yang baik hati menawari satu tiket dengan harga sama seperti di loket, karena teman dia tak jadi berangkat.

Sejak dari pintu gerbang utama, suporter dengan berbagai aksesoris dan alat musiknya terus bersahutan, terompet dan berbagai nyanyian dilagukan, benar-benar semarak! penjagaan berlapis oleh aparat keamanan semakin membuat derby malam ini benar-benar sangat seru, saya ndak sabar!.

***

Satu jam lagi Adzan Maghrib baru berkumandang, tapi kami sudah tak bisa melihat tempat duduk kosong. walhasil kami harus memutar mencari-cari lebih lama untuk mendapatkan tempat duduk yang masih tersisa, dan Alhamdulillah dapat, meski ditempat teratas. disebelah kami ada satu keluarga dengan dua anak, kemudian menyusul seorang perempuan tua.

Yel-yel dan lagu-lagu terus bersahutan, berbagai atraksi gerakan diperagakan, tak kenal tua muda bahkan ibu-ibu semuanya berhamburan. kami berada di tribun bagian Al-Ahly dimana suporter Ultras Ahlawy ini memiliki massa terbesar di Kairo. dibanding suporter Zamalek (Zamalkawy) yang hanya menempati kurang dari separo tempat yang disediakan.

Tak di Inggris, tak di Indonesia bahkan di Mesir-pun yang namanya supporter sama saja, lagu dan yel-yelnya banyak yang berbau provokasi. apalagi di sini masyarakatnya sangat fanatik dan cenderung berlebihan. meskipun diakui disini lebih terlihat kompak dan bisa berjalan satu sama lain dengan satu bendera yang mereka dukung, dibanding Indonesia.



Atraksi terus berlanjut, di setiap bangku sudah disediakan plastik, ada yang hitam, putih, kuning dan orange. kami diberi arahan ketika ada komando (kembang api), plastik tersebut dibentangkan dan akan membentuk tulisan entah apa (saya dari samping, jadi tak bisa membaca dengan jelas). setelah itu bentangan kain ukuran besar juga disiapkan, berbagai kain lain juga disiapkan.
dari kubu suporter lawan-pun demikian, memberi perlawanan yang seimbang. maklum kedua kubu ini adalah musuh bebuyutan, seperti The Jack vs Bobotoh, Bonek vs Aremania, Jetman-Banaspati vs Panser-Snex, seperti itulah Ultras Ahlawy vs Zamalkawy.

Pertandingan berjalan seru, kembang api terus berhamburan di langit Cairo Stadium, tak hanya dari Ahlawy tapi juga Zamalkawy, apalagi saat Zamalkawy unggul 2 - 1 di babak pertama. rona muka para Ahlawy di sebelah saya semakin pucat ketika pertandingan kurang dari seperempat jam akan berakhir. umpatan dan hujatan terhadap wasit, pemain lawan dan berbagai yel-yel provokasi terus bergantian, bersahutan, duh!
terlebih ketika didalam lapangan terjadi insiden, semua muka semakin merah, semakin marah. dari kubu suporter Zamalek tampak melempar kembang api. suasana didalam lapangan semakin susah dimengerti, beberapa pemain masih bersitegang. dan akhirnya wasit dari Belanda itu menghadiahi kartu kuning untuk masing-masing yang bersitegang.

Suasana masih panas, terlebih saat salah satu pemain Al-Ahly harus meninggalkan lapangan karena mengganjal pemain lawan. dalam keadaan tertinggal, Ahly harus bermain 10 pemain, sungguh keadaan yang tak diinginkan tim manapun.
namun beberapa menit sebelum pertandingan berakhir, Al-Ahly mampu menyamakan kedudukan menjadi 2 - 2, dan hal ini membuat massa dari kubu Zamalek tampak kecewa, membuat aparat keamanan harus menambah personil keamanan.



FYI, kemanan dalam stadion sangat berlapis, dari bangku penonton yang terdepan sekitar 5 lapis (5 kursi) diisi polisi, kemudian setelah pagar pembatas, ada polisi lagi, lalu polisi berpangkat lebih tinggi (kalo gak salah semacam PM) lalu polisi berseragam seperti pemadam kebakaran, puluhan polisi dengan anjing pelacak, dan ketika laga hampir berakhir polisi kembali berdatangan membentuk pagar betis, mempertebal keamanan dalam stadion.

Saat saya meninggalkan tribun, suporter masih bersorak dan tampak dilapangan ada yang berkejaran, entah siapa. kemudian saya keluar dengan ribuan suporter lain. beruntung saya memakai kaos hitam, hal ini akan menyelamatkan saya jika nanti ada bentrok atau chaos diluar.

Benar saja, saat saya menaiki bus dan beberapa Ultras Ahlawy juga ada didalam bus, ketika melewati pintu keluar suporter lawan (jalan sebelah monumen Anwar Sadat), bus kami dilempari batu, dijalanan banyak serpihan kaca, suasana mencekam, semua penumpang bus berlindung dibawah jok, suporter Zamalek semakin beringas, masuk bus dan mengumpat lalu melemparkan sesuatu, tak sekali dua kali. chaos!
penumpang lain panik, Ahlawy yang ada didalam bus mencopot pakean mereka, menghapus corat-coretan muka. bus melaju kencang, salah satu Zamalkawy naik bus, membawa paving besar hendak dihantamkan, tapi beruntung seorang penumpang memaksa pemuda yang membawa paving itu turun, dan bus lari kencang. tapi batu dan benda-benda lain terus beterbangan. meski kami sudah menjauh dari kerumunan, tapi rasa was-was masih ada, sesampai di perempatan Nurul Khitob, terlihat beberapa anak muda saling lempar. gendeng!!

Dan akhirnya, saya sampai rumah dengan selamat, puas rasanya menikmati euforia malam ini bersama Ahlawy... saya bukan Ahlawy atau Zamalkawy, tapi saya Andunisy..

0 Komentar:

Posting Komentar

baiknya anda menggunakan browser mozilla
makasih telah membuang waktu anda mampir kesini.. :)