Sabtu, September 19, 2009

Happy Ending; Allahumma Ballighna Ramadhan

Ramadhan bulan penuh hikmah, pernuh berkah, dan juga penuh musa'adah. Ramadhan selalu dinanti setiap tahun setiap waktu. Alhamdulillah, hari ini hari ke-30, sebagai penghujung Ramadhan tahun ini, meski sebenarnya sangat sedih mendengar kata 'penghujung', seolah-olah besok takkan kembali lagi.
dan benar, besok memang sudah tak ada Ramadhan lagi, melainkan sudah bulan Syawwal. berat rasanya berpisah dengan Ramadhan, apalagi kali ini banyak kenangannya, mulai yang sengsara, hingga yang indah, mulai awal hingga penghujungnya.

Awal Ramadhan, saya merasakan sensasi tersendiri ketika hari pertama puasa masih terkulai lemas tak berdaya terbaring badan panas batuk tak kunjung reda. tentang terkaparnya saya waktu awal Ramadhan sempat saya ceritakan meskipun terlambat. saat itu saya terserang batuk dan demam, meski hari pertama Ramadhan masih terkapar, tapi demamnya sudah turun, sudah agak mendingan. dan hari kedua sudah baikan, Alhamdulillah. dan untuk batuk, hingga Ramadhan habis seminggu, masih sering kumat batuknya.



Memasuki sepuluh kedua bulan Ramadhan, Alhamdulillah semua sudah berjalan lancar, walaupun kadang tarawih masih malas-malasan. ups, maaf terlalu jujur [?], tapi bukannya jujur lebih baik daripada ngapusi bukan?. dalam masa pemulihan, kadang tarawih hanya dapat 4 rakaat, kadang 8 rakaat lalu balik kerumah, itupun cari masjid yang tercepat dikelasnya. kemudian diteruskan di rumah. shalat tarawih 4 rakaat di Mesir, itu kirakira setengah Juz Al-Qur'an. jadi, paling banter juga 30 - 45 menit. jadi jangan dibayangkan di Indonesia, yang 4 rakaat sama dengan dua rakaat shalat fardlu.

Pada saat Ramadhan hampir habis, semangat orang ke masjid sudah mulai terkikis, hingga kita suka membayangkan kue lapis, juga makan arum manis. justru malah teman-teman saya lagi semangat-semangatnya. banyak yang berlomba-lomba bikin jadwal malam ini tarawih dimana, besok dimana, dan besoknya lagi dimana hingga Ramadhan benar-benar meninggalkan, semua sudah ada rencana. saya sendiri sih tidak muluk-muluk agendanya, hanya pengen menikmati Ramadhan kali ini dengan damai dan sejahtera, aman, nyaman, sehat sentosa dan tentunya bahagia.

Akhir Yang Sempurna

Tak terasa sudah malam ke 27 Ramadhan, Alhamdulillah saya sampai juga di Masjid tertua di Mesir, Masjid Amru Bin Ash.
Suasana Ramadhan disini memang sangat menyenangkan, dan sangat terasa ketika waktu berbuka hampir tiba, dimana disetiap jalan, setiap perempatan, setiap kesempatan, orang selalu ingin berbuat baik. entah anak kecil yang membagikan kurma, entah segerombolan anak muda membagi minuman, entah ibu-ibu membagi makanan, atau bapak-bapak yang membagi sedekah. semuanya ada disini, di bulan ini.

Masjid Amru Bin Ash memang terkenal dengan tarawihnya yang super 'mak nyuzz', meski tempatnya lumayan jauh, tapi selalu jadi favorit. tak jarang orang dari berbagai daerah, luar kota selalu berduyun-duyun beri'tikaf di masjid ini. terlebih malam ini malam 27, malam yang selalu dinanti-nanti fans berat Syeikh Muhammad Jibril yang terkenal dengan tilawahnya, juga Do'a Qunutnya yang panjang dan membuat hari terenyuh, ekstase!.

Saya, Misbul dan si Thole, kami bertiga tiba dikawasan Masjid setengah jam sebelum waktu berbuka, dengan modal beberapa bungkus kurma dan beberapa bungkus juz buah pemberian orang di jalan. kami memberanikan diri merangsek kedepan, meski semua sudah penuh, jalanan besar depan masjid sudah penuh ibu-ibu, memasuki masjid, sudah tak ada lagi tempat berpijak, semua sudah bergerombol, berkelompok. namun kami bertiga memaksa merangsek kedepan, harus!. dan Alhamdulillah, meski masih jauh dari tempat imam, akhirnya kami putuskan untuk berhenti, karena hanya disitu ada celah untuk berdiri memijakkan kaki.
tak berapa lama, waktu maghribpun tiba, dan kami hanya makan 3 biji kurma, dan juz jambu. setelah shalat maghrib, tiba saatnya orang-orang memakan bekal masing-masing, beruntunglah kami, beberapa saat kemudian datanglah dua orang bapak-bapak dan seorang anak kecil yang membawa satu box makanan untuk berbuka, dan diajaklah kita berbuka bersama, Alhamdulillah, kami tidak jadi kelaparan malam ini.

Shalat Isya' dimulai pukul delapan kurang sepuluh menit, semua shof sudah terisi dan tertata rapi, karena banyaknya masa yang datang dan semua berebut berusaha maju kedepan, banyak orang yang tak dapat tempat sholat dan terpaksa kembali kebelakang, atau shalat ditempat yang ala kadarnya, sempit dan uyel-uyelan.
Shalat yang khusyuk dan khidmat itu diimami oleh seorang imam ternama, Syeikh Muhammad Jibril. beliau spesial meng-imami pada malam itu setiap tahunnya.

Setelah shalat tarawih 8 rakaat selesai, kurang lebih pukul sepuluh. kami istirahat sejenak dan mendengarkan semacam Kultum (kuliah tujuh menit). dan setelah itu dimulailah shalat witir. istimewanya dari witir ini adalah pada do'a Qunutnya yang durasinya mencapai satu jam bahkan lebih. dalam do'a yang panjang, banyak diantara jama'ah yang terisak-isak menangis tak terbendung. bahkah Syeikh Jibril sendiri beberapa kali terisak saat berdoa.
Benar-benar pembiusan yang luar biasa, sebegitu banyak manusia berdoa sambil menengadah berdiri selama satu jam, meng-amini doa dari sang syeikh, sambil meratapi betapa diri ini nista, betapa kami sangat takut siksa, betapa kami sangat inginkan bahagia, betapa kami kemecer pengen masuk surga. kabulkanlah Do'a kami Yaa Rabb.

***

Malam 28, ada undangan acara buka bersama, namanya buka bersama, pastinya datang waktu pas buka donk. hehe. tak ada rencana khusus malam itu, saya hanya ingin memenuhi undangan dan balik kerumah kemudian tarawih dimana saja.
saat tiba waktu pamit, si Gembil mengajak sholat tarawih di Masjid Imam Syafi'i, tanpa berpikir panjang, saya bilang 'iya'. padahal saat itu adzan isya' sudah berkumandang, sedangkan jarak tempat kami saat itu dengan komplek Imam Syafi'i, cukup lumayan, 30 - 45 menit.

Sesampai di Masjid Imam Syafi'i, kami sudah ketinggalan dua rakaat tarawih. setelah shalat isya', kami menyusul tarawih. pikir kami saat itu, tarawih masih panjang karena menurut Imam Syafi'i sendiri, jumlah rakaat shalat tarawih mempunyai kelonggaran. tapi ternyata, di Masjid ini, Masjid Imam Syafi'i. tarawih tersebut hanya berjumlah 8 rakaat. itupun durasi rakaatnya tidak lama.

si Gembil : lho kok cuman delapan? kan Imam Syafi'i?
Saya (jawab sekenanya) : Masjidnya sih Masjid Imam Syafi'i, tapi imam shalatnya kan bermadzhab hanafi. xixixi
si Gembil : &%@&#$%#@


***

Malam 29, malam terakhir tarawih tahun ini. sesuai rencana, aku dan Misbul menghabiskan malam di Masjid Al-Azhar. pada hari-hari biasa, tarawih di Masjid Al-Azhar menggunakan Qiraah Asyroh atau bacaan sepuluh imam, (7 Qiraah Masyhur + 3 Imam). saya pengen banget mencobanya, secara selama saya disini, saya belum pernah mengikuti jama'ah tarawih di Masjid Azhar.

Setelah menghadiri buka bersama di warung LaTansa, saya langsung bergegas menuju halte bus bersama si Thole, malam ini jadwal si Thole menuju masjid Sayyidah Zainab, tempat yang lebih jauh daripada Masji Azhar. beberapa saat di tempat pemberhentian bus, tiba-tiba kami di kagetkan segerombol mbak-mbak cantik mengendarai mobil, dan berhenti kemudian memberi kami bungkusan nasi ayam dan kurma. sayapun senyum se-manis-manisnya membalas senyuman manis si mbak yang menyodorkan bungkusan, kemudian berlalu. duh, pertanda apakah ini, rejeki kok dobel-dobel (?).

tak lama, si thole sudah mendapatkan kendaraan menuju Sayyidah Zainab, dengan membawa bekal bungkusan, dan beberapa saat kemudian, bus yang saya tunggupun datang. didalam bus, si Misbul sudah mrengas-mrenges duduk sendirian. sayapun menyambanginya dan memberikan bingkisan dari mbak-mbak tadi agar ditaruh didalam tas.

setelah ngobrol ngalor-ngidul-ngetan juga ngulon, akhirnya kami sampai diterminal pemberhentian Darrosah. kami bergegas menuju Masjid Al-Azhar. sesampai disana sudah ramai sekali, karena disamping shalat tarawih sudah dimulai, malam terakhir ini juga disiarkan langsung diTV lokal Mesir.

Ketika mengikuti shalat tarawih, saya kaget, pasalnya bacaan sang imam bukanlah Qiraah Asyroh ataupun bacaan seorang Qari' terkenal, meski dalam hati saya menerka-nerka, suara kalem dan lembut juga bersahaja ini sepertinya suara Grand Syeikh Azhar; Syeikh Thantawi. durasi shalatnya pun tergolong standar, dan bisa dikatakan cepat untuk ukuran tarawih di Mesir. tapi saya tak ambil pusing soal itu, toh saya datang kesini bukan untuk imamnya, melainkan untuk berjamaah shalat tarawih di Masjid Al-Azhar.

Setelah selesai, kemudian orang-orang berjubel berduyun-duyun menyalami sang imam, saling berebut melihat imam dari dekat berfoto dan lain sebagainya. dari kejauhan saya curiga, siapakah beliau? setelah saya amati, ternyata dugaan saya sejak awal memang benar adanya, beliau adalah Grand Syeikh Al-Azhar As-Syarif; Syeikh Thantawi. duh betapa senangnya hati ini, bisa berjamaah dengan beliau, karena tidak semua mahasiswa Al-Azhar bisa ikut dalam jama'ah shalat beliau, kecuali anak asrama Buuts yang memang sudah ada jadwal Shalat Jum'at dengan beliau.
tapi malam ini, dimalam terakhir tarawih Ramadhan kali ini, saya mendapat anugerah, bisa tarawih bersama beliau. Alhamdulillah, dapat berkah lagi.

Tak lama setelah kami leyeh-leyeh disalah satu sudut masjid, saat para kru TV sedang menggulung kabel, mengusung lampu, menata alat-alat syuting, kembali terdengar seruan Qiyamul-lail dikumandangkan. dan sholat sunnah jamaahpun dimulai lagi.
dan akhirnya, saya sholat berjamaah dengan mendengarkan bacaan imam menggunakan Qiraah Asyroh! yes, dan kali ini yang dibaca adalah Juz 30, yang notabene saya hafal. untuk kesekiankalinya, saya malam ini saya merasa bahagia.

Setelah selesai shalat, kami berdua kelaparan, kemudian teringat akan mbak-mbak cantik tadi selepas buka, maksut saya nasi yang diberikan si mbak. setelah mencari tempat yang strategis untuk melahap sebungkus nasi untuk berdua, ditengah-tengah kami kepungan tiba-tiba datang seorang bapak dengan membawa bungkusan yang lebih besar, dan memberikannya kepada kami. Alhamdulillah Yaa Rabb..

Sepanjang perjalanan pulang, tak henti-hentinya kami mensyukuri karunia malam ini, malam panjang di Azhar yang penuh dengan suasanya nyaman dan tentram. malam yang penuh dengan kejutan. malam yang tak henti-hentinya kami menggumamkan pujian, malam yang akan selalu kami rindukan, malam yang tak pernah kami lupakan. malam ini, malam 29 Ramadhan 1430 Hijriyah.

Alhamdulillah Yaa Allah, telah Kau karuniakan malam-malam. semoga, malam-malamku kedepan penuh dengan keberkahan. Allahumma Ballighna Ramadhan... Sampaikankah kami pada Ramadhan mendatang....


0 Komentar:

Posting Komentar

baiknya anda menggunakan browser mozilla
makasih telah membuang waktu anda mampir kesini.. :)