Kamis, Desember 24, 2009

Kondangan ke Banha



Tersenyumlah, Sekarang anda di Banha!


Senin, 21 Desember saya mendapat undangan dari teman lama saya, teman yang dulu sebangku kuliah waktu tingkat satu. setelah dulu saya diundang pada acara khitbah-nya, sesuai janji saya dulu, kali inipun kami bertiga menghadiri undangannya.

perjalanan kali ini dimulai pukul 12an kata arwani dalam chat di YM, waktu saya tanya besok brangkat jam berapa? dia menjawab jam 12an, saya agak bingung dengan kata yang menunjukkan waktu dengan akhiran an tersebut, saya butuh waktu yang tepat.

kami berangkat menuju terminal induk 'Ramsis', pukul 12 lebih, kenapa Ramsis? karena dari sana segala jurusan kereta bisa ditemukan, kereta api, kereta bawah tanah, dan dan segala jenis transportasi darat lainnya.
sesampai di sana kami menunggu cukup lama, dan menunggu adalah hal yang tidak mengasikkan sama sekali, terlebih karena ternyata kereta yang kami tunggu adalah kereta eksekutif, kami salah menunggu kereta.

dan beruntung dalam waktu yang bersamaan ada kereta ekonomi (yang jelas lebih bersahabat dengan kantong mahasiswa) berada di rel sebelah, beberapa lajur sebelah kanan dari kereta eksekutif ber-AC yang harganya tiga kali lipat dari yang ekonomi.
kami langsung melompat berlari melewati lajur kereta yang seharusnya dilarang lewat rel tersebut, karena saking girangnya kami langsung melompat menggapai pintu kereta yang sudah ada beberapa mahasiswa dan pegawai yang baru pulang dari beraktifitas.

setelah penumpang cukup berjubel dan berdiri sana-sini, akhirnya kereta berangkat pukul setengah tiga, kebanyakan bagi mereka yang sudah terbiasa tidak dapat tempat duduk, masing-masing membawa tempat duduk lipat di dalam tas kerjanya.

pukul setengah empat lebih kami sampai di setasiun Banha, setasiun yang sudah kami kenal, karena beberapakali kami menyambangi tempat tersebut. sial saya hari itu, sewaktu hendak turun celana saya kecantol kursi lipat besi, KREEEK! dan sobek! whaduhhh!

dan setelah itu kami langsung menuju tempat angkot reot dipinggir kali yang angkotnya lebih terlihat seperti angkot kuno pada film-film India jadul.

setelah menunggu sekian lama, dengan berebut dan sikut dengan ibu-ibu dan mbak-mbak akhirnya kami bertiga berhasil menaiki angkot India tersebut. setelah perjalanan kira-kira 20 menit, akhirnya kami sampai tempat yang kami tuju tepat pukul 16.30, itupun setelah kami tersesat yang ditemukan oleh penjual ashob (minuman sari tebu) yang kebetulan mengenali kami, Atif namanya.

sesampai rumah teman saya, saya kaget setengah mati karena ternyata rumah yang dulu masih bau kambing, bau sapi, kadang bau himar tentu saja dengan bau tai hewan tersebut dan bangunan belum jadi apa-apa, sudah disulap sedemikian rupa, sehingga saya terheran-heran berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun rumah ini, karena setahu saya dia hanya jadi peternak ayam petelor dan ayam potong, meskipun sudah lama.

rumah ini berada dilantai satu bangunan, ada 3 kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, ruang tv dan ruang tamu yang berada diluar rumah, tepatnya berada di -semacam- teras rumah, namun berbentuk ruangan.
setelah saya ngobrol bersama teman asli sana, akhirnya saya tahu bahwa memang model ruang tamu yang lazim disana adalah seperti itu; tak ada akses ke dalam rumah.

saat menunggu shalat maghrib, pikiran saya terus kemana-mana, mulai dari berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh mempelai pria ? rumah baru dengan segala isi dan perabotan baru? mas kawin yang -bagi saya- relatif sangat mahal, biaya pesta dan lain sebagainya. saya jadi miris saat nikah nanti, seandainya harus mempersiapkan seperti ini.

diluar ruangan musik terus berdentikencang, kalau di Jawa Tengah (tepatnya Jepara), mungkin sound systemnya semacam yang digunakan saat 'naggap orkes', besar dan kenceng.



Suasana Pelaminan Pernikahan di Mesir


dan setelah itu kami diajak untuk bergabung bersama dengan kawan-kawan yang lain untuk menjemput mempelai wanita di sebuah salon. lalu kemudian konvoi menggunakan beberapa mobil dan motor sambil bertepuk tangan dengan musik keras, klakson, lampu sein, jalan zig-zag, juga mobil dengan jalan menghentak-hentak. bikin perut mules.

dan setelah itu kembali ketempat pesta digelar, dihalaman rumah mempelai pria, di arak menuju singgasana sambil diiringi berbagai macam suara kemeriahan, mulai ibu-ibu yang meneriakkan siulan khas arab saat pesta pernikahan, petasan, tepuk tangan dan masih dengan backsound lagu yang menyesuaikan, juga de-doa-an dari semua yang hadir. pestapun dimulai.

seperti biasa lagu yang terus diputar oleh sang DJ, diselingi oleh suara DJ memberi semangat dan sesekali menyebut nama mempelai, dan dengan gaya yang mirip konsernya Armin Van Buuren di Senayan. dan tentu saja para muda-mudi saling berjingkrak heboh tentunya dengan tari-tarian khas Mesir, bukan goyang dombret, ngebor, maupun patah-patah. tapi tarian yang saya sendiri kurang bisa menikmati ketika yang menari dan bergoyang adalah cowok-cowok. dan beruntung, malam itu ada gadis desa yang bermuka lebih cemerlang dari yang lain yang terus saja meliak-liuk didepan mempelai, tentu saja momen seperti ini langsung diabadikan oleh kedua teman saya, dan tentu juga saya, meski dengan malu-malu.

pesta kali ini berakhir pukul 10 malam, tidak seperti dulu yang selesai pukul 12 malam, karena malam ini adalah malam pertama 'dukhlah' istilahnya, atau dengan bahasa kerennya 'mbelah duren' atau dengan bahasa asing 'malam pakenthon' kata teman saya.


FYI, rentetan pesta pernikahan orang Mesir yang saya hadiri ini terdiri dari 3 malam;
  • pertama malam khitbah dilaksanakan beberapa bulan yang lalu, hal ini dilaksanakan di tempat mempelai wanita.
  • kemudian malam Hannan, yaitu malam sehari sebelum malam dukhlah. Hannan yaitu memberikan cap merah pada telapak tangan kedua mempelai.
  • dan terakhir adalam malam Dukhlah.

dan pestapun selesai seiring dengan musik yang berhenti, mempelai pria membopong mempelai wanita menuju dalam kamar, diiringi sanak keluarga wanita maupun pria.

dan kami duduk-duduk didepan rumah sambil menikmati asyir jambu dan teh hangat, setelah sebelumnya makam malam dengan menu kesukaanku, Mahsyi. menunggu beberapa waktu sembari mengobrol kesana-kemari memperhatikan tukang penyewaan alat pesta sedang membongkar panggung dan sebagainya.

tak lama kemudian, kami menuju salah satu rumah kawan kami Abdullah, untuk bermalam, dan kembali ke Kairo esok pagi.

***


Saya dan kawan-kawan lagi foto bersama :D


Esok hari pukul 10 kami kembali kerumah pengantin, dipenuhi dengan muka yang cerah dan bahagia dia mempersilahkan kami masuk ruang tamu. dan tentu saja sambil berpelukan memberikan ucapan selamat, saat giliranku tiba, tiba-tiba saya dapat ide cemerlang, sewaktu memeluk kanan-kiri saya berbisik "sudah berapakali kamu ke kamar mandi?" kontan saja saya digebug pake bantal kursi sembari ngakak guling-guling! dan tawa pun menggelegarr.

setelah beramah-tamah beberapa saat, kemudian kami undur diri untuk menuju Kairo.
ada yang asik saat perjalanan dari Banda ke Kairo, lain waktu akan saya tulis, Insyaallah.

Video kawinan ada di FB!

2 Komentar:

Anonim mengatakan...

ceritain donk..banha ataw benha itu kota nya kaya apa////???? hhehehe
ditunggu lho..

Jepara Furnicraft mengatakan...

wehehehe.. kayak apa ya?... ya kayak kota lain lah.. hahahah..

Posting Komentar

baiknya anda menggunakan browser mozilla
makasih telah membuang waktu anda mampir kesini.. :)