Minggu, April 04, 2010

LongJurney; Ziarah Makam Syeikh as-Sadzily (1)



berziarah di makam Syeikh as-Sadzily


Berziarah kubur adalah suatu kegiatan yang disunahkan Nabi Muhammad SAW., "Dulu aku larang kalian berziarah kubur, namun sekarang silahkan kalian berziarah" (HR Muslim).
Alhamdulillah tahun ini saya diberi kesempatan untuk berziarah ke makam Syeikh as-Sadzily, seorang imam suci guru thoriqoh masyhur salah satu pendiri Thoriqoh Sadziliyyah, thoriqoh masyhur yang mempunyai berbagai aliran, Syadziliyyah.


Rabu 31 April 2010, pukul 07.30 rombongan bertolak dari wijayah dataran tinggi Muqottom, Masjid Al-Asyrof tempat Syeikh Yusri mengajarkan berbagai ilmu thoriqoh yang beliau pimpin. sebanyak 5 bus beriringan menjauhi Kairo menuju wilayah perbukitan kota Marsha Alam. perjalanan ini menyusuri wilayah laut merah, mulai dari Ain Sukhna hingga hampir memasuki wilayah Hurgada, lalu belok kanan arah kota Qina.
Perjalanan panjang ini menghabiskan banyak tenaga, disamping kanan membentang luas laut merah dan disebelah kiri bebukitan gunung batu dan kapur. udara panas dan angin laut kadang memanjakan kami pada waktu istirahat beberapa saat setiap empat jam-nya.



Ramah tamah di Qusayr
berqosidah memuji Rasul

Seperti ketika kami berhenti di sebuah daerah bernama Qusayr, yang masih beraroma laut kering dan susah air, konon kota Qusayr merupakan salah satu pelabuhan utama diwilayah Laut Merah kala itu. setelah kami sholat Jama' - Qosor Dhuhur-Asar kami berziarah kemakam ahlul bait dan guru thoriqoh, Najdi Ulyan Al-Ja'fary. sambutan masyarakat disini sangat hangat, akrab dan menyenangkan.
setelah ramah tamah kami melanjutkan perjalanan menuju daerah Marsha Alam. wilayah ini dipenuhi dengan lembah-lembah juga pegunungan batu, kering dan sepi.
kami sampai di sebuah masjid Marsha Alam tepat saat adzan Isya berhenti, kemudian kami berjamaah, menJama' Maghrib dan Isya'. istirahat sebentar mencari suasana lalu melanjutkan perjalanan menuju wilayah lembah Sadzily.

Lembah Syeikh Sadzily merupakan wilayah yang sepi, pemandangan di sepanjang kanan dan kiri hanya ada bukit batu, hamparan gurun pasir, sepi dan gelap.
ketika hendak memasuki wilayah Syeikh Sadzily, perjalanan sempat terhenti beberapa saat, karena pihak keamanan menghawatirkan kesalamatan rombongan kami, 250an orang kurang lebih 85 persen diantaranya adalah warga asing.
setelah menunggu kurang lebih satu jam setengah, akhirnya rombongan melanjutkan perjalanan dengan pengawalan dari pihak keamanan.



Makam Sayyidi Salim
miftahu el-Sadzily

setelah berjalan sekitar satu setengah jam, pada pukul 23.00 kami sampai pada makam Syeikh Sayyidi Salim, kurang lebih beliau adalah pembuka makam Syeikh as-Sadzily, "Miftah el-Sadzily". sejurus kemudian kami meneruskan perjalanan yang lagi-lagi hanya dikelilingi hamparan pasir, dan lembah pegunungan batu.

Pukul setengah satu pagi, kami sampai pada tempat yang kami tuju, Desa Syeikh Abu el-Hasan as-Sadzily. kami langsung menuju penginapan yang sudah ditersedia tak jauh dari makam sang Syeikh. setelah kelelahan kurang lebih 18 jam kami diatas kendaraan, akhirnya kami bisa memberikan hak tubuh untuk istirahat dan berselonjor dan menghabiskan malam didalam selimut seadanya ditemani angin gunung yang membahana menimbulkan alunan musik dari suara seng yang bergesekan, brisik!.


Qoryah Sadzily


Setelah sholat subuh, Syeikh Yusri dan rombongan sudah berada di samping makam as-Sadzily, berziarah, berdzikir dan berdoa kemudian Sholat Dhuha dan bebas, ada yang kembali ke penginapan, ada yang berfoto ada juga yang menaiki bukit-bukit disamping makam.

Makam Syeikh Sadzily berada diantara perbukitan Khumaitsara disebelah Masjid Al-Hamidiyyah As-Sadziliyyah. ada beberapa makam di sekitar komplek makam Imam Syadzily, diantaranya makam Sayyidah Zakiyyah Abdul Mutholib al-Hasaniyyah dan Aly al-Syarif.
makam Imam Sadzily ramai diziarahi orang-orang Thoriqoh ketika malam Jum'at, dan lebih ramai lagi ketika perayaan haul sang Syeikh. berbagai aliran thoriqoh ada disini.

Kami menghabiskan dua malam satu hari disini, disebuah desa kecil dengan penduduk pedalaman yang mayoritas berkulit legam, meskipun disini susah air, kering dan panas, mereka sangat ramah dan bersahabat. harga-harga, baik makanan minuman maupun yang lain tak jauh beda dengan tempat kami di Kairo, dan cenderung murah.
satu hal yang membuat daerah sini tidak bersahabat dengan kami yang sudah terbiasa dengan teknologi jaman sekarang, disni tidak ada sinyal! dan praktis saja no sms, no telp, no facebook.



foto Bersama Syeikh Yusri dan rombongan diatas Bukit Khumaitsara

Kamis sore setelah sholat ashar, kami kembali berziarah antara satu makam ke makam lainnya, lalu berakhir pada makam Syeikh Sadzily. setelah berdzikir dan membaca Hizb Bahr bersama kami menaiki bukit Khumaitsara bersama Syeikh Yusri dan para jamaah. tak lama setelah itu adzan maghrib berkumandang, dan kamipun kembali ke penginapan.
malam harinya banyak kawan-kawan yang menghabiskan malam di makam, ada yang menghatamkan Al-Qur'an, ada yang Yasinan, Tahlilan dan lain sebagainya hingga pagi menjelang. pagi hari setelah berziarah 'pamitan' kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Aswan.



diatas Bukit..

Kami bertolak dari lembah Khumaytsara pukul 8.00 pagi, matahari yang cerah dan cenderung panas mengiringi perjalanan kami menuju kota Aswan. ada sedikit tragedi dalam bus kami, AC yang rusak membuat kami kelimpungan seperti mandi sauna, keringat kami terus bercucuran diiringi keluhan seisi penghuni bus kami. padahal perjalanan masih sangat panjang menyusuri gurun pasir, pegunungan batu, lembah-lembah, panas dan kering.


Bersambung

0 Komentar:

Posting Komentar

baiknya anda menggunakan browser mozilla
makasih telah membuang waktu anda mampir kesini.. :)